Malang, ITN.AC.ID – Untuk meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik di wilayah Sulawesi Selatan, Muhammad Wahyu Solihin mahasiswa Teknik Elektro S-2 Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) melakukan penelitian terkait stabilitas tegangan transien pada sistem interkoneksi 150 kV di Sulawesi Bagian Selatan (Sulbangsel).
Sistem interkoneksi merupakan sistem yang terdiri dari beberapa pusat pembangkit listrik dan beberapa gardu induk (GI) yang saling terhubung antara satu dengan yang lain melalui sebuah jaringan transmisi. Sistem ini juga melayani semua beban yang ada pada gardu induk yang terhubung ke sistem distribusi. Sejumlah besar unit pembangkit dan pusat beban saling terhubung sehingga menimbulkan jaringan listrik yang kompleks yang disebut Grid.
“Salah satu permasalahan yang sering ditemui pada sistem tenaga listrik adalah masalah kestabilan. Dengan adanya interkoneksi ini, kualitas daya listrik di wilayah Sulawesi Selatan diharapkan dapat tetap terjaga dan terpantau secara efektif,” kata Wahyu sapaan akrabnya.
Muhammad Wahyu Solihin Magister Teknik Elektro S-2, ITN Malang saat pengukuhan wisuda. (Foto: Aqil/Humas ITN Malang)
Sukses menyelesaikan tesisnya melengkapi Muhammad Wahyu Solihin menjadi lulusan terbaik Magister Teknik Elektro ITN Malang pada wisuda ke-72 periode II tahun 2024, dengan IPK 3.90. Dia berhasil merampungkan tesisnya yang berjudul “Analisis Stabilitas Tegangan Transien Pada Sistem Interkoneksi Kelistrikan 150 Kv Sulawesi Bagian Selatan” dibawah bimbingan dosen Prof. Dr. Eng. Ir. I Made Wartana, MT., dan Dr. Ir. Widodo Pudji Muljanto, MT.
Menurut Wahyu, stabilitas transien merupakan salah satu indikator penting dalam menjaga kestabilan sistem tenaga listrik, terutama ketika terjadi gangguan mendadak seperti pemutusan kabel transmisi, gangguan hubungan singkat, atau pelepasan pembangkit. Sementara kestabilan sistem tenaga listrik adalah kemampuan sistem tersebut kembali pada operasi normal atau stabil (steady state) setelah mengalami load switching beban besar atau gangguan di sistem harus diredam dan diselaraskan dalam waktu tertentu agar dapat dikatakan stabil.
“Penelitian ini bertujuan menganalisis kemampuan sistem listrik dalam mempertahankan tegangan sesuai standar Grid Code Sulawesi, meskipun terjadi gangguan besar maupun kecil,” lanjut alumnus Teknik Elektro S-1 ITN Malang angkatan 2018 ini.
Dalam penelitiannya Wahyu menggunakan perangkat lunak ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) versi 19.0.1 untuk melakukan simulasi dan analisis terhadap gangguan transien. Perangkat lunak ini memungkinkan peneliti untuk memodelkan diagram alir tunggal (Single Line Diagram) dari sistem kelistrikan interkoneksi 150 kV Sulbangsel. Hasil simulasi kemudian digunakan untuk menentukan CCT (Critical Clearing Time) atau waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan kestabilan sistem setelah gangguan terjadi.
Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, pengembangan sistem transmisi dan peningkatan jumlah beban di Sulawesi terus dilakukan. Sehingga penting bagi sistem interkoneksi untuk memiliki daya tahan yang memadai terhadap potensi gangguan.
“Hasil penelitian ini diharapkan pengembangan sistem interkoneksi di Sulawesi Selatan dapat semakin handal dan siap dalam menghadapi tantangan stabilitas transien. Serta menjamin pasokan listrik yang berkualitas bagi masyarakat di wilayah tersebut,” beber putra asal Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat ini.
Wahyu merupakan putra pasangan Suharman, S. Sos, dan Mawarti. Melanjutkan kuliah pascasarjana di almamaternya menjadi keputusan yang tepat bagi Wahyu. Menurutnya, Pascasarjana ITN Malang memiliki atmosfer yang nyaman dan enjoy, dengan jadwal pengajaran kuliah yang fleksibel. Suasana akademiknya juga kondusif.
“Dosen pengajarnya berpengalaman dan terbuka terhadap perkembangan research terbaru. Materi yang diberikan juga up to date membuat pemahaman kami semakin berkembang ilmunya. Didukung dengan suasana pembelajaran di kelas yang nyaman serta diskusi bersama dosen dengan topik-topik menarik. Semoga ITN Malang terus berinovasi dan semakin jaya,” harapnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)