Malang, ITN.AC.ID – Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) menyelenggarakan Pembekalan & Sertifikasi Uji Kompetensi PLC (Programmable Logic Contrller) selama empat hari, Senin-Jumat (19-22/08/2025). Bertempat di Lab. Otomasi Industri dan Robotika, Teknik Elektro S-1, Kampus 2 ITN Malang, acara ini merupakan wujud nyata kolaborasi erat antara Program Studi Teknik Listrik D-3 dan Teknik Elektro S-1 dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa.
Diikuti oleh 24 peserta dari mahasiswa ITN Malang dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk membekali mahasiswa dengan sertifikasi profesi yang relevan dengan kebutuhan industri.
Dekan FTI ITN Malang, Dr. Eng. Ir. Komang Somawirata, ST., MT., membuka kegiatan Pembekalan & Sertifikasi Uji Kompetensi PLC. (Foto: Mita/Humas ITN Malang)
Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI), Dr. Eng. Ir. Komang Somawirata, ST., MT., menyatakan, sertifikasi ini akan menjadi nilai tambah yang signifikan sebagai pendamping ijazah. Penggunaan PLC di dunia industri, khususnya di sektor otomasi sangat luas.
“Momen ini sangat penting untuk membekali diri dan menambah kompetensi sebelum terjun ke dunia pekerjaan. Kami berharap semua peserta bisa lulus dan mendapatkan sertifikat di bidang PLC,” ujar Komang.
Selama tiga hari pertama, peserta mendapatkan materi pelatihan dan praktik yang intensif. Materi yang diberikan mencakup Basic Automation, Pemrograman Ladder, Wiring PLC, dan lainnya. Pelatihan dibimbing oleh para ahli yakni, Prof. Dr. Eng. Aryuanto Soetedjo, ST., MT., dan Dr. Ir. Widodo Pudji Muljanto, MT. Di hari terakhir, para peserta menjalani uji kompetensi yang dilakukan secara tertulis, praktik, dan wawancara.
Ketua Program Studi Teknik Listrik D-3 ITN Malang, Ir. Eko Nurcahyo, MT., menjelaskan, sertifikasi ini dapat membuka peluang karir, meningkatkan profesionalisme, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan. Ia menambahkan, meskipun Prodi Teknik Listrik sering mengadakan uji sertifikasi, ini adalah kali pertama mereka menyertakan sesi pembekalan.
“Sertifikasi PLC membuktikan bahwa seseorang kompeten di bidangnya. Ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas dan daya saing,” kata Eko.
Sementara dari sisi asesor, Ir. Riza Alfita, ST., MT., IPM., ASEAN Eng, dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) menekankan pentingnya sertifikasi di tengah ketatnya persaingan dunia kerja. Menurutnya, industri saat ini sangat membutuhkan tenaga kerja dengan sertifikasi kompetensi.
“Kebutuhan akan sertifikasi sangat urgen karena ini menyangkut pendamping ijazah. Industri-industri sekarang sudah menggunakan otomasi, salah satunya PLC,” jelasnya.
Ia juga mengatakan optimisme bahwa peserta akan lulus, mengingat relevansi materi pelatihan dengan standar kompetensi yang diujikan. Menurutnya, untuk materi yang diberikan sangat relevan karena untuk merancang perangkat kontrol dengan PLC harus paham mulai dari persiapan, tahap pelaksanaan hingga tahap pelaporan yang didalamnya memuat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
“Sertifikasi ini berlaku 3 tahun dan bisa diperpanjang menggunakan uji portofolio. Sertifikasi PLC selain digunakan di dunia industri juga bisa dimanfaatkan saat membuka usaha sendiri,” imbuhnya.
Tantangan terbesar dalam uji sertifikasi menurutnya adalah ketika para peserta memiliki latar belakang berbeda-beda, atau tidak memiliki latar belakang teknik elektro. Ini bisa membuat penyerapan materi menjadi kurang maksimal. Namun, ia berharap hasil akhir menunjukkan bahwa para peserta kompeten di bidangnya.
“Tingkatan soal yang kami berikan nanti berjenjang, sulit, setengah sulit, dan sederhana. Kalau yang paling mudah belum berhasil, maka harus belajar lagi. Untuk itu kami beri pelatihan dulu semoga saja setelah diberi pelatihan 3 hari, di hari ke empat bisa kami rekomendasikan kompeten,” tuntasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)